Layanan aqiqah bandung 081398911745

Матеріал з HistoryPedia
Перейти до: навігація, пошук

Cerita Uwais al-Qarni, Sang Penghuni Langit

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim... Pada jaman Baginda Nabi Muhammad saw, ada seseorang pemuda bermata biru, rambutnya merah, bagian dadanya lega panjang, berpenampilan cukup tampan, kulitnya kemerah-merahan, berwajah senantiasa lihat pada tempat sujudnya serta tangan kanannya menumpang pada tangan kirinya. catering aqiqah bandung

Pemuda ini tidak sempat lupa dari membaca al-Quran serta selalu menangis. Bajunya cuma dua helai saja, telah sangat lusuh untuk digunakan sehinggakan tak ada orang yang mempedulikannya.

Beliau tidak di kenal oleh masyarakat bumi walau demikian begitu populer di langit. Pemuda ini, bila bersumpah untuk Allah tentu terkabul.

Dia yaitu Uwais al-Qarni. Beliau tidak dikenali serta miskin jadi beberapa orang yang menyukai mentertawakannya, menghina-ejeknya, serta menuduhnya jadi pencuri dan berbagai sekali lagi penghinaan dibuangkan padanya.

Pemuda dari Yaman ini sudah lama jadi yatim, tidak memiliki saudara mara terkecuali cuma ibunya yang sudah tua serta lumpuh. Untuk menyara kehidupan keseharian, Uwais bekerja jadi penggembala kambing.

Gaji yang diterimanya cuma cukup untuk kehidupan harian dengan ibunya. Bila ada uang lebihan, beliau juga akan menolong tetangganya yang hidup miskin serta serba kekurangan seperti kondisinya. Meskipun dalam kondisi serba payah, beliau tidak sempat lupa dalam kerjakan ibadahnya, sedikit juga tidak menyusut.

Selama hidupnya, beliau lakukan puasa di siang hari serta bermunajat pada malam harinya. Uwais al-Qarni sudah memeluk Islam pada saat negeri Yaman mendengar seruan Nabi Muhammad saw yang sudah mengetuk pintu hati mereka untuk menyembah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, yang tak ada sekutu bagi-Nya.

Ketentuan-peraturan yang ada didalam agama Islam begitu menarik hati Uwais serta jika seruan Islam datang di negeri Yaman, beliau selekasnya memeluknya. Banyak rekan-rekannya yang sudah memeluk Islam, pergi ke Madinah untuk mendengar dengan segera dakwah Nabi Muhammad saw.

Hati Uwais juga meronta-ronta untuk ke Madinah berjumpa kekasih Allah, penghulu beberapa Nabi namun beliau tidak dapat karna tidak memiliki bekal yang cukup untuk hingga ke sana. Apa sekali lagi beliau butuh melindungi ibunya. Bila beliau pergi, siapa juga yang juga akan lihat ibunya. layanan aqiqah bandung

Diceritakan saat berlangsung perang Uhud, Rasulullah saw alami cidera serta giginya patah karna dibuangi batu oleh musuh-musuhnya.

Berita ini pada akhirnya hingga pada Uwais. Lantas ia selekasnya memukul giginya dengan batu sampai patah. Hal itu dikerjakan jadi bukti kecintaannya pada baginda saw, meskipun beliau belum juga sempat lihat Rasulullah saw.

Hari bertukar hari serta musim juga berlalu, kerinduannya pada Rasulullah tidak bisa dibendung sekali lagi. Uwais merenungkan diri serta ajukan pertanyaan dalam hati, dapatkah dianya baru bisa menziarahi Nabi saw serta melihat muka beliau dari dekat?

Pada akhirnya, disuatu hari Uwais mendekati ibunya, keluarkan isi hatinya serta memohon izin pada ibunya supaya diperbolehkan pergi menziarahi Nabi saw di Madinah.

Sang ibu, meskipun sudah uzur, terasa terharu saat mendengar permintaan anaknya. Beliau mengerti perasaan Uwais, serta berkata,

Pergilah wahai anakku! Temuilah Nabi dirumahnya. Apabila sudah bersua, cepatlah engkau kembali pulang.

Dengan perasaan senang yang sangat begitu, Uwais berkemas untuk pergi serta sebelumnya pergi, beliau mempersiapkan kepentingan ibunya yang juga akan ditinggalkan dan berpesan pada tetangganya supaya bisa temani ibunya selama kepergian beliau. Setelah mencium tangan ibunya yang terkasih, berangkatlah Uwais menuju ke Madinah yang jaraknya sekitaran empat ratus km. dari Yaman.

Dengan saat yang cukup lama pada akhirnya tibalah Uwais al-Qarni di kota Madinah. Cepatlah ia menuju ke tempat tinggal Nabi saw, diketuknya pintu tempat tinggal itu sembari mengatakan salam. Keluarlah Sayyidatina Aisyah r. a., sembari menjawab salam Uwais. Selekasnya saja Uwais bertanya Nabi saw yang menginginkan ditemuinya.

Tetapi nyatanya baginda saw tidak ada dirumah tetapi ada di medan perang. Begitu kecewa hati sang perindu, dari jauh menginginkan bersua namun yang dirindukannya tidak ada dirumah. Dalam hatinya bergolak perasaan menginginkan menanti kehadiran Nabi saw dari medan perang. Tapi, beliau teringat juga akan pesan ibunya telah tua serta selalu dalam kondisi tidak sehat itu, supaya ia cepat pulang ke Yaman, Engkau mesti segera pulang. Dikarenakan ketaatan pada ibunya, pesanan ibunya itu sudah menaklukkan nada hati untuk menanti Nabi saw.

Ia pada akhirnya memohon pada Sayyidatina Aisyah r. a. untuk pulang kembali pada Yaman. Uwais lantas menitipkan salamnya pada Nabi saw serta mengambil langkah pulang dengan perasaan hampa karna tidak bisa berjumpa dengan Kekasih Allah.

Sepulangnya dari perang, Nabi saw segera ajukan pertanyaan mengenai kehadiran orang yang mencarinya. Nabi Muhammad saw menerangkan kalau Uwais al-Qarni yaitu anak yang patuh pada ibunya. Beliau yaitu penghuni langit (begitu populer di langit).

Mendengar pengucapan baginda Rasulullah saw, Sayyidatina Aisyah r. a. serta beberapa sahabatnya tertegun saat itu juga. Lantas kata Sayyidatina Aisyah r. a., memanglah benar sebelumnya ini ada seorang sudah datang mencari Rasulullah saw namun orang itu selekasnya pulang ke Yaman, kerana teringat juga akan ibunya yang telah tua serta sakit sehinggakan beliau bimbang meninggalkan ibunya sangat lama.

Rasulullah saw bersabda : Bila kalian menginginkan bersua dengan dia (Uwais al-Qarni), cermatilah bahawa ia memiliki sinyal putih di tengahnya telapak tangannya. Setelah itu baginda saw, melihat pada Sayyidina Ali k. w. serta Sayyidina Umar r. a. lantas bersabda : Jika kalian berjumpa dengan dia, mintalah doa serta istighfarnya untuk kalian karna dia yaitu penghuni langit serta bukanlah penghuni bumi. kambing aqiqah bandung

Th. bertukar th. serta Umar r. a jadi khalifah ke-2 menukar Abu Bakar As-Siddiq yang sudah meninggal dunia. Abu Bakar diambil jadi khalifah selepas Rasulullah saw meninggal dunia.

Satu saat, khalifah Umar teringat juga akan sabda Nabi saw mengenai Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Beliau selekasnya mengingatkan sahabatnya, Sayyidina Ali k. w. untuk mencari Uwais dengan.

Mulai sejak itu, setiap saat ada kafilah yang datang dari Yaman, mereka berdua juga akan ajukan pertanyaan mengenai Uwais al-Qarni, apakah ia ikut dengan mereka. Di antara kafilah-kafilah itu ada yang terasa heran, apakah sesungguhnya yang di cari oleh kedua-dua teman dekat besar itu. Rombongan kafilah dari Yaman menuju ke Syam silih bertukar membawa barang dagangan mereka.

Satu saat, Uwais al-Qarni ikut dengan rombongan kafilah menuju kota Madinah. Lihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, bersegeralah khalifah Umar r. a. serta Sayyidina Ali k. w. mendatangi mereka serta bertanya apakah Uwais ikut dengan mereka.

Rombongan itu menyebutkan kalau ia ada dengan mereka serta tengah melindungi unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawapan itu, mereka berdua bergegas menjumpai Uwais al-Qarni. Sesampainya ditempat Uwais, Khalifah Umar r. a. serta Sayyidina Ali k. w. berikan salam. Tetapi rupanya Uwais tengah melakukan solat. Sesudah akhiri solatnya, Uwais menjawab salam ke-2 tamu agung itu sembari bersalaman.

Pada saat berjabatan, Khalifah Umar selekasnya membalikkan tangan Uwais, untuk menunjukkan kebenaran sinyal putih yang ada ditelapak tangan Uwais, seperti sempat disabdakan oleh baginda Nabi saw. Memanglah benar! Dia penghuni langit. Serta di tanya Uwais oleh ke-2 tamu itu, Siapakah nama saudara?

Lantas jawab Uwais, Abdullah. Mendengar jawaban itu, ke-2 teman dekat itupun tertawa serta menyebutkan : Kami juga Abdullah, yaitu hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sesungguhnya?

Uwais lalu berkata : Nama saya Uwais al-Qarni.

Selama perjumpaan mereka, tahulah mereka kalau ibu Uwais sudah wafat dunia. Tersebut penyebabnya, beliau baru bisa ikut serta dengan rombongan kafilah dagang itu.

Pada akhirnya, Khalifah Umar serta Ali k. w. memohon supaya Uwais sudi mendoâkan buat mereka. Uwais malas serta dia berkata pada khalifah : Sayalah yang perlu memohon doa dari kalian. Mendengar pengucapan Uwais, Khalifah berkata : Kami datang kesini untuk mohon doa serta istighfar dari tuan.

Dikarenakan didesak oleh dua teman dekat besar ini, Uwais al-Qarni pada akhirnya mengangkat ke-2 belah tangannya lantas berdoa serta membacakan istighfar. Kemudian Khalifah Umar r. a. berjanji untuk memberikannya uang negara dari Baitul Mal pada Uwais jadi cost hidupnya. Uwais menampiknya dengan lembut dengan berkata : Hamba mohon agar hari ini saja hamba di ketahui orang. Untuk hari-hari setelah itu, biarkanlah hamba yang fakir ini tidak di ketahui orang sekali lagi.

Sesudah peristiwa itu, nama Uwais kembali terbenam serta tidak segera terdengar kabarnya. Tapi diriwayatkan ada seseorang lelaki sempat berjumpa serta dibantu oleh Uwais. Kata orang itu, saat itu kami tengah ada diatas kapal menuju ke tanah Arab dengan beberapa pedagang, tanpa ada diduga-sangka angin ribut bertiup dengan kencang. Mengakibatkan hempasan ombak menghantam kapal kami hingga air laut masuk kedalam kapal serta mengakibatkan kapal makin berat.

Ketika itu, kami lihat seseorang lelaki yang kenakan selimut berbulu di ada di satu pojok kapal lantas kami menyebutnya. Lelaki itu bangun lantas lakukan solat diatas air.

Begitu terkejutnya kami lihat peristiwa itu. Wahai waliyullah, Tolonglah kami! Namun lelaki itu tidak melihat. Lantas kami berseru sekali lagi, Untuk Zat yang sudah memberimu kemampuan melaksanakan ibadah, tolonglah kami! Lelaki itu melihat pada kami serta berkata : Apa yang berlangsung? Bukankah engkau lihat kalau kapal dibadai ribut serta dihantam ombak? bertanya kami. domba aqiqah bandung

Dekatkanlah diri kalian pada Allah! tuturnya. Kami sudah mengerjakannya. Keluarlah kalian dari kapal dengan membaca bismillahirrohmaanirrohiim! Kami juga keluar dari kapal satu persatu serta berkumpul di dekat itu. Ketika itu jumlah kami lima ratus jiwa lebih. Benar-benar ajaib, kami semuanya tidak terbenam, sedang perahu kami yang beda terbenam ke basic laut dengan berisi.

Lantas orang itu berkata pada kami, Tidak mengapalah harta kalian jadi korban seandainya kalian semuanya selamat. Untuk Allah, kami menginginkan tahu, siapakah nama Tuan? Bertanya kami.

Uwais al-Qarni. Jawabnya dengan singkat. Lalu kami berkata sekali lagi padanya, Sebenarnya harta yang berada di kapal itu yaitu punya beberapa orang fakir di Madinah yang di kirim oleh orang Mesir. Bila Allah kembalikan harta kalian. Apakah kalian juga akan membagi-bagikannya pada beberapa orang fakir di Madinah? bertanya Uwais.

Ya, jawab kami. Orang itu juga melakukan solat dua rakaat diatas air, lantas berdoa. Sesudah Uwais al-Qarni mengucap salam, mendadak kapal itu keluar ke permukaan air, lantas kami menaikinya serta melanjutkan perjalanan. Setibanya di Madinah, kami membagi-bagikan semua harta pada beberapa orang fakir di Madinah hingga tak ada satupun yang ketinggalan.

Sekian waktu lalu, beredarlah khabar bahawa Uwais al-Qarni sudah pulang ke rahmatullah. Anehnya, ketika dia akan dimandikan mendadak sangat beberapa orang yang berebut akan memandikannya. Serta saat dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafankan, demikian ramai orang yang menanti untuk mengkapannya. Demikian juga saat orang pergi akan menggali kuburnya. Disana nyatanya telah ada beberapa orang yang menggali kuburnya sampai usai.

Saat usungan dibawa menuju ke perkuburan, mengagumkan banyak orang yang berebut akan mengusungnya.

Wafatnya Uwais al-Qarni sudah menggemparkan orang-orang kota Yaman. Banyak berlangsung beberapa hal yang sangat mengherankan masyarakat Yaman. Demikian banyak orang yang tidak dikenali datang untuk mengurusi jenazah serta pemakamannya, walau sebenarnya Uwais yaitu seseorang fakir yg tidak dihiraukan orang.

Mulai sejak ia dimandikan sampailah saat jenazahnya akan di turunkan kedalam pendam, ada saja beberapa orang yang sudah siap melakukannya terlebih dulu.

Masyarakat kota Yaman tercengang. Mereka tertanya-tanya : Siapakah sesungguhnya engkau wahai Uwais al-Qarni? Tidakkah Uwais yang kita kenal, hanya seseorang fakir yg tidak mempunyai apa-apa, yang kerjanya hanya jadi penggembala kambing serta unta? Namun, saat hari meninggal duniamu, engkau sudah menggemparkan masyarakat Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yg tidak sempat kami kenal.

Mereka datang dalam jumlah demikian banyak. Nampaknya mereka yaitu beberapa malaikat yang di turunkan ke bumi, cuma untuk mengurusi jenazah serta pemakamannya. Baru waktu tersebut masyarakat Yaman ketahui siapa Uwais al-Qarniyang nyatanya tidak populer di bumi tapi populer di langit. aqiqah di bandung

Sumber : kisahislami. com